Kamis, 16 Juni 2022

Tugas 3.2.a.9. Koneksi Antar Materi- Pemimpin Pengelolaan Sumber Daya Ida Purnama, CGP Angkatan 4, SAMN 1 Sembawa, Banyuasin Instruktur : Tery Roosliana Pendamping Praktik : Lanjar Palupi
A. Sintesis Berbagai Materi Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah sebuah peran seorang guru penggerak sebagai pemimpin dan mengelola sumber daya yang tersedia di sekolah atau di tempat belajar manapun dengan metode perencanaan, organisir, penggerakan dan pengawasn agar tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan sempurna. Pengelolaan sumber daya yang tersedia dapat diimplementasikan menggunakan mekanisme pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset yang dapat memaksimalkan fokus aset dan kekuatan, pandangan di masa depan, pemikiran mengenai kesuksesan dan usahanya, pengorganisasian kompetensi dan sumber daya, perancangan sesuai visi dan pelaksanaan rencana sesuai program. Sebagai ekosistem pendidikan yang memiliki interaksi unsur biotik dan abiotik. Sekolah memiliki beberapa faktor yang dapat mengubah ekosistemnya, yaitu biotik dan abiotik, contoh biotik seperti manusia termasuk sumber dayanya, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah, sedangkan abiotik seperti sarana prasarana, kurikulum, aturan, disiplin, dan anggaran. Semua faktor tersebut memiliki kontribusi dan hubungan yang saling berkaitan dalam menentukan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Modal-modal tertentu dapat berkontribusi dalam membantu proses pembelajaran, contohnya sebagai berikut. a. Modal manusia: terkait sumber daya manusia yang ada dalam lingkungan b. Modal fisik: terkait sarana prasarana yang memadai dalam menunjang proses pembelajaran c. Modal alam: terkait keasrian lingkungan yang dapat memberikan kesan kenyamanan d. Modal politik: terkait musyawarah dan keterlibatan guru dalam belajar mengajar e. Modal finansial: terkait keuangan dan kelancaran semisal BOS Reguker dan BOS Kinerja serta BOSDA yang dinilai dapat membantu operasional sekolah. f. Modal sosial: terkait nilai-nilai dalam kelompok masyarakat dan relasi terkait pembelajaran, dan g. Modal agama dan budaya: terkait pembiasaan positif, moral, dan tanggung jawab dalam melaksanakan ibadah, pembelajaran, dan pelestarian budaya yang ada. Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) dalam pendidikan adalah mekanisme konkret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh sebagai makhluk individu dan sebagai anggota masyarakat. Maksimalisasi calon guru penggerak sangatlah penting, dengan memiliki nilai dan peran serta daya dukung dari semua pihak agar tujuan pendidikan yang diharapkan tersebut dapat terwujud menuju profil pelajar pancasila. Konsep Inquiry Apresiatif (IA) dan Profil Pelajar Pancasila, sebagai calon guru penggerak harus dapat mengidentifikasi potensi dan kekuatan yang dimiliki murid agar dapat dimaksimalkan diawali dengan merancang visi yang berpihak pada murid. Berdasarkan visi tersebut, calon guru penggerak dan sekolah dapat membuat program yang berdampak pada murid. Sehingga budaya positif di kelas dan sekolah dapat diciptakan yang menimbulkan faktor pendukung pembentukan karakter murid sesuai yang diharapkan. Budaya positif sekolah yang baik pada pengembangan karakter murid perlu dibiasakan melalui keteladanan dari guru dan warga sekolah sehingga dalam keadaan berhadapan dengan dilema etika dan bujukan moral, calon guru penggerak dapat mengambil keputusan yang efektif sehingga dapat mengantarkannya menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkualitas, dan mandiri. Keputusan dari seorang pemimpin pembelajaran akan berimbas pada pengelolaan sumber daya yang efektif di sekolah dan sekitarnya. Dengan memanfaatkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset, CGP mampu mengidentifikasi berbagai sumber daya daerah dan strategi secara efektif sehingga program-program yang berdampak pada murid dapat terealisasi sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Sebelum saya mengikuti pelatihan modul mengenai Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini, jarang terpikir bahwa sumber daya/aset/modal yang dimiliki sekolah adalah sumber daya penting yang seharusnya memang dapat dimaksimalkan dalam menunjang mekanisme pembelajaran namun setelah mempelajari modul ini saya merasa banyak dari sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan, selain itu, ilmu dan pengalaman yang bisa saya dapatkan baik secara mandiri maupun diskusi rekan sejawat dapat menjadikan saya lebih baik lagi sehingga dapat diterapkan untuk membuat suatu program yang berdampak pada murid. Pemimpin pembelajaran harus berpikir kritis dan kreatif dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah sehingga diharapkan dapat membawa dampak yang signifikan terhadap transformasi Pendidikan, secara lokal maupun sistematis, baik dari aspek modal manusia, modal fisik, modal finansial, politik, modal alam/lingkungan, dan modal agama serta budaya. B. Rancangan Tindakan BAGJA B-uat pertanyaan (Define) 1. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaaan perubahan pembelajaran tersebut? 2. Bagaimana membuat pembelajaran matematika menjadi lenih menarik dan bebperbaiki hasil belajar murid yang mencerminkan pembelajaran yang berpihak pada murid 3. Mengapa perlu melibatkan orang lain? 4. Apa saja yang perlu disiapkan untuk memewujidakn hal tersebut? 5. Siapakah yang dapat membantu pelaksanaan pembelajaran tersebut 6. Sarana apa saja yang dibutuhkan dan pembiayaan Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban 1. Membuat daftar susunan peserta yang terlibat pada program perubahan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya 2. Bersama rekan kerja membuat daftar tindakan : Lembar survey dengan pemgamatan, lembar observasi, bertanya langsung (interview)kepada siswa dan rekan lain. Lembar angket pertanyaan (angket) yang disebarkan pada siswa 3. Bersama rekan : membuat daftar susunan pendapat peserta yang terlibat pada program perubahan pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya agar dapat dipilah dan dibuat rangkuman dan keputusan Membuat lembar kesimpulan observasi catatan pendapat untuk pendapat peserta yang terlinat menanyakan pada peserta penyusun perubahan 4. Bekerja sama dengan tim menyusun daftar kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan pihak yang terlibat membantu pelaksanaan program perubahan tersebut A-mbil pelajaran (Discover) 1. Apa yang perlu dilakukan untuk perubahan minat dan hasil belajar murid dengan pembelajaran yang berpihak pada murid 2. Bagaimana menerapkan pembelajaran tersebut? Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban 1. Berkolaborasi dengan rekan sejawat membuat lembar kesimpukan yang berisi kumpulan hasil pendapat untuk dianalisis dan menarik kesimpulan apa yang perlu dilakukan untuk perubahan tersebut. 2. Berkolaborasi dengan rekan sejawat membuat lembar jalur perencanaan kerja G-ali mimpi (Dream) 1. Bagaimana respon murid dan hasil belajarnya bila proses perubahan dilaksanakan (sikap), pengetahuan dan keterampilan 2. Kapan perubahan pelajaran akan dilaksanakan, kapan dan dimana Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban Bersama Tim: 1. membuat daftar harapan capaian (tujuan dan indikator) setelah pembelajaran dilaksanakan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan 2. menentukan tempat dan tanggal pelaksanaan J-abarkan rencana (Design) 1. Apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan rencana apa yang dibuat sebagai tindak lanjut? 2. Kapan perubahan pelajaran akan dilaksanakan, dimana dan bagaimana Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban Bersama tim: 1. Membuat pertanyaan pertanyaan dengan kalimat asertif yang dapat ditulisaka dalam lembar angket survey pemgamatan, lembar observasi atau bertanya langsung (interview)kepada siswa dan rekan lain. 2. Menggerakkan tim menyebarkan lembar angket pertanyaan pada yang berkepentingan (siswa, rekan sejawat atau kepala sekolah) yang bisa bentuk daring (g-form) maupun lembaran. 3. Bersama tim melaksanakan rencana perubahan pembelajaran sebagai pemimpon pengelola sumber daya 4. Merencanakan pelaksanakan pengamatan interview pada personil yang terlibat dan berkepentingan dan membuat lembar penilaian hasil (RPPD) A-tur eksekusi (Deliver) 1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan 2. Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanaan perubahan pembelajaran sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya. 3. Apakah pelaksanaan telah mencapai tujuan yang akan dicapai Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban Bersama tim bekerja sama 1. melibatkan dalam pelaksanaan seperti kepla sekolah sebagai penilai (evaluasi) rekan sejawat yang membantu pe;aksanaan, siswa, dan tenaga kependidikan. 2. Pelaksanaan RPPD 3. Membuat susunan kegiatan (RPPD) dan menggunakan jalur komunikasi dalam jejaring (shat App dan telegram) 4. Membuat instumen evaluasi pencapaian tujuan. Tabel Prakarsa Perubahan BAGJA https://drive.google.com/file/d/101F_HGIpCVyAUjQVj8e4NCTXkthZYYrM/view?usp=sharing Terimakasih, Semoga membawa manfaat, wassalaam

Kamis, 28 April 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 April 25, 2022 3.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Assalamualaikum ww ..Salam Guru Penggerak Perkenalkan saya Ida Purnama Calon Guru Penggerak Angkatan 4 dari SMAN 1 Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Fasilitator saya adalah Ibu Tety Rosliana Pengajar Praktik saya adalah Ibu Lanjar Palufi Bapak Raden Mas Soewarni Soerjaningrat yang selanjutnya dikenal Ki Hajar Dewantara mencetuskan Pratap Trilogi terdiri dari tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tulodha, Ing Madya mangun karsa, Tut wuri handayani yang artinya “ di depan memberi touladan, di tengah membangun motivasi dan di belakang memberikan dukungan” Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Trilogi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpim pembelajar karena seorang pendidik adalah penanam nilai nilai kebaikan juga sebagai pemimpin pembelajaran yang menuntun, memotivasi, mengarahkan, melatih dan mengembangkan segala kodrat yang ada pada anak agar mencapai keselamatan dan kebahagian yang setingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya akan menemukan banyak masalah dan dilema, sebagai seorang pemimpin pembelajaran dituntut membuat serangkaian keputusan yang baik, tepat, masuk akal (common sense) bertanggung jawab dan ternamam sebagai kharakter baik yang menetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengambilan keputusan sangat baik dalam pengambilan keputusan menerapkan 4 paradigma penyelesaian , tiga prinsip penyelesaian dilema dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan haruslah berpegang pada beberapa prinsip nilai kebaikan universal yang tertanam pada diri pemimpin pembelajaran yang mempengaruhi saat pengambilan keputusan . Nilai tersebut dapat berupa nilai kejujuran, nilai kebenaran, nilai keadilan, nilai tanggung jawab, dan nilai kepedulian yang diharapkan akan membawa pemimpin pembelajaran dalam membuat keputusan yang tepat. 4 paradigma penyelesaian adalah : Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Prinsip-prinsip pengambilan keputusan adalah : prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking), prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) Materi pada modul sebelumnya mempelajari coaching. Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya, Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar dari mengajarinya.(Whitmore, 2003) ICFmenyatakan ada 4 Kompetensi yang harusnya dikuasasi yaitu : keterampilan membangun dasar proses coaching, keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, keterampilan memfasilitasi pembelajaran. Terdapat tiga hal penting dalam coaching yaitu kemitraan, pemberdayaan serta optimalisasi segala potensi untuk meningkatkan kualitas hidup, untuk pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Kegiatan terbimbing yang diberikan oleh pendamping dan fasilitator dalam proses pembelajaran tentang pengujian pengambilan keputusan sudah berjalan dengan baik. Pada alur pembelajaran, masing-masing diberikan kasus untuk dianalisis dengan meggunakan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan menerapkan beberapa pengetahuan tersebut, sebagai pemimpin pembelajaran, kami diminta untuk dapat membuat sebuah keputusan. Pengambilan keputusan yang sudah dirasa efektif dan tidak lagi meninggalkan pertanyaan-pertanyaan dalam diri atas keputusan yang telah diambil. Sesi coaching sangat membantu memaksimalkan potensi dalam memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga apabila bertemu dengan permasalahan nyata baik itu dari siswa, rekan kerja, lingkungan sekolah maupun lingkungan, saya akan bisa mengambil keputusan yang baik, tepat dan bertanggungjawab. Proses pengambilan keputusan sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran dengan berbagai masalah dan dilema memerlukan kesabaran dan penguasaan sosial emosional karena berpengaruh pada pengambilan keputusan. Kompetensi sosial emosional tersebut meliputi; pengenalan emosi, pengelolaan emosi, kesadaran sosial, keterampilan berempati, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang diharapkan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara penuh kesadaran, terutama dalam menyadari pilihan, konsekuensi pada pilihan yang diambil, dan meminimalisasi kesalahan dalam pengambilan keputusan. Penggunaan segitiga restitusi adalah proses menyelesaikan masalah dengan mengembalikan siswa yang melakukan kesalahan kepada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat karena menumbuhkan motivasi instrinsik tentang nilai kebenaran. Penanaman pemahaman nilai- nilai kebajikan universal menjadi kunci yang perlu diajarkan kepada murid sebagai budaya baik untuk menumbuhkan motivasi intrinsik. Pengambilan keputusan yang baik dan tepat akan menghadirkan rasa senang, adil, percaya dan yang tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif aman dan nyaman. Kesulitan kesulitan di lingkungan saya dalam pengambilan keputusan dikarenakan beragam karalter, pola pikir dan belum banyak perubahan paradikma pendidikan berfilosofi Ki Hajar Dewantara yang kembali digaungkan , nilai dan peran guru, juga perbedaan kepentingan. Terkadang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran diperlukan berkolaborasi, musyawarah dan mufakat dengan pemegang kepentingan. Oleh karena itu sebagai calon guru penggerak saya akan berupaya mengubah pola pikir, dan paradikma dan keseragaman kepentingan dengan membagikan pengetahuan tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran . Pengambilan keputusan sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran yang baik, tepat dan akurat sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat anak merdeka dan bermain dengan menanam budi pekerti dan pendidikan yang berpihak kepada anak agar mereka memcapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang merdeka yang berarti pengambilan keputusan oleh pemimipin pembelajaran akan berpengaruh pada hidup peserta didik dalam masa depan Kesimpulan yang dapat saya tarik dari pembelajaran pada modul materi ini dan keterkaitannya dengan dengan modul-modul lainnya adalah : • Seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki pola pikir dan paradikma Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terkandung nilai dan peran pendidik, karena seorang pendidik adalah penanam nilai nilai kebaikan juga sebagai pemimpin pembelajaran adalah tauladan yang menuntun, memotivasi, melatih mengarahkan, dan mengembangkan segala kodrat yang ada pada anak agar mencapai keselamatan dan kebahagian yang setingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. • Seorang pemimpin pembelajaran juga harus memiliki kompensi penguasaan sosial emosional, melakukan restitusi dan coaching serta kompetensi dalam pengambilan keputusan sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat, bertanggung jawab, dan berpihak pada murid, • Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mengindentifikasi permasalahan apakah sebuah dilemma etika ataukah sebuah bujukan moral. Jika yang dihadapi sebuah dilemma etika, maka dapat dieterapkan 4 paradigma dilemma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan sebuah teknik atau pendekatan coaching. Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sering kali melibatkan rekan sejawat dan pihak berkepentingan lain oleh karena itu berbagi ilmu dan pengetahuan program guru penggerak adalah hal yang seharusnya dilaksanakan. Wassalaam ww...

Selasa, 26 April 2022

3.1.a.7. DK -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Jurnal Monolog Refleksi Modul 3.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual Ida Purnama-CGP Angkatan 4-SMAN 1 Sembawa April 25, 2022 Sekolah Penggerak dan Pendidikan Guru Penggerak adalah salah satu dari 7 Program Prioritas Pendidikan tahun 2021 dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia (disingkat Kemdikbudristek) yaitu : Pembiayaan Pendidikan, Digitali Sekolah, Pembiayaan Pendidikan, Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak, Peningkatan Kualitas Kurikulum dan ases Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Program Kampus Merdeka, Pemajuan Budaya dan Bahasa. Pola pendidikan guru pengerak menggabungkan pola-pola diklat sebelumnya yang diharapkan dapat membawa keberhasilan dan perubahan baik pada peserta diklat. Selama saya mengikuti program Calon Guru Penggerak, saya merasakan banyak perubahan baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan serta pengalaman baru yang saya peroleh dimana dapat mengembangkan potensi saya sebagai guru. Peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran saya sadari sepenuhnya bukan hal yang mudah terutama dalam pengambilan keputusan yang tepat. Materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran memberi saya pengetahuan dasar mengarahkan,melatih dan membimbing saya untuk dapat menjadi seseorang yang benar dan bijak dalam mengambil keputusan di lingkungan kerja, kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Saya membentuk pola atau langkah dalam penerapan pengambilan keputusan dari suatu masalah di lingkungan kerja. Langkah Penerapan ke Masa Depan Sebagai pemimpin pembelajaran yang saya lakukan adalah menyusun program mentransper pengetahuan dan keterampilan pengambilan keputusan yang diperoleh kepada rekan sejawat, komite pembelajaran atau peserta didik melalui beberapa langkah yaitu  Langkah pertama adalah menyampaikan program kerja dan mengajukan izin Kepala Sekolah untuk mensosialisasikan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.  Langkah kedua adalah mengajak rekan sejawat CGP di sekolah untuk berkolaborasi menstransper pengetahuan tersebut pada rekan sejawat dan merencanakan tanggal pelaksanaan dan persiapan pelaksanaan dan pemberitahuan kepada rekan sejawat/  Langkah ketiga adalah menyampaikan materi kepada komunikas praktisi sebagai kegiatan penginbasan.  Langkah keempat adalah mengajak teman sejawat di sekolah untuk berkolaborasi dalam menerapakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang efektif sesuai apa yang sudah saya pelajari di modul 3.1 ketika saya berada dalam situasi dilemma etika maupun bujukan moral yang saya alami. Prinsip pembelajaran sosial emosional dan coaching juga bisa saya terapkan dalam proses ini  Langkah kelima adalah mencoba menyampaikan materi tersebut bertahap pada siswa pengurus OSIS dan membantu siswa dalam mengambil keputusan melalui proses Coaching. Langkah Dalam Mengambil Keputusan (Golden ways) Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, maka langkah-langkah yang akan saya lakukan untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah: 1. Langkah Pertama, masalah yang ada akan dsaya analisi apakah pelanggaran hukum, dilema etika dan aytau bujukan moral. 2. Langkah Kedua adalah menentukan paradigma apa yang ada pada permasalah tersebut. Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan sebagai berikut yaitu Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). 3. Langkah Ketiga adalah menentukan prinsip yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan,. Prinsip-prinsip yang dimaksud yaitu prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking), prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) . 4. Langkah selanjutnya adalah saya akan menguji keputusan yang saya ambil melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang di hadapi b. Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut c. Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut d. Melakukan uji benar vs salah dalam situasi tersebut.  Melakukan Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum  Melakukan Uji Regulasi yaitu menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut  Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi  Melakukan uji publikasi yaitu menguji persaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran  Melakukan uji panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola dalam situasi tersebut e. Menentukan paradigma yang terjadi pada kasus yang dihadapi f. Menentukan prinsip yang akan digunakan g. Menentukan penyelesaian yang kreatif untuk menyelesaikan masalah tersebut (Investigasi Opsi Trilemma) h. Menentukan keputusan yang akan diambil. i. Melihat kembali keputusan yang diambil dan merefleksikannya Komitmen Dalam Implementasi Penerapan pengetahuan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran akan saya terapkan mulai besok dengan menganalisa masalah yang ada dalam proses pembelajaran dan perencanaan program namun pelaksanaan proses sosialisasi dilaksanakan mulai pada tanggal 11 Mei 2022 saat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar kembali karena saat ini masih libur sekolah bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Adha 1423 Hijriah. Dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran saya harus berkolaborasi dengan teman sejawat juga guru Binbingan Konsuling, Wakil Kepala Sekoalh dan Kepala Sekolah karena saya masih proses belajar, mempertajam intuisi dan terus berlatih menerapkan 9 langkah pengembilan dan pengujian keputusan untuk mengasah kemampuan saya dalam menentukan apakah langkah-langkah pengambilan keputusan yang saya ambil sudah tepat dan efektif. Berikut Tabel Rencana implementasi program pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran No Rencana Program Jadwal Keterangan 1 Mengkomunikasikan program dengan Kepala Sekolah bersama rekan sejawat CGP di sekolah Rabu, 11 Mei 2022 2 Sharing dan kolaborasi dengan rekan sejawat dalam pengambilan keputusan Kamis, 12 Mei 2022 3 Sosialisasi dengan Osis tentang pengambilan keputusan Kamis 19 Mei 2022 4 Melakukan pertemuan dengan Komunitas Praktisi atau Komite Pembelajaran dalam rangka sharing tentang pengambilan keputusan Jumat, 28 Mei 2022 Demikianlah Jurnal Monolog yang saya sampaikan. atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih

Sabtu, 19 Februari 2022

FORUM BERBAGI AKSI NYATA MODUL 1.4_BUDAYA POSITIF Ida Purnama CGP Angkatan 4 Kabupaten Banyuasin SMAN 1 Sembawa Assalaamu'alaikum ww. Selamat pagi semuanya. Pada kesempatan yang baik ini saya akan berbagi tentang pelaksanaan dan sosialisasi Budaya positif yaitu Sosialisasi Filosofi KHD dan Restitusi dan Kesepakatan Kelas. 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan sekarang adalah mewujudkan pelajar dengan Propil Pelajar Pancasila. Untuk mewujudkannya salah satu komponennya adalah pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan dengan memberikan lingkungan (nuansa) positif yang bermula dari kebiasaan kebiasaan yang positif pada setiap insan yang berkembang menjadi budaya positif di lingkungan sekolah. Kesepakatan kelas merupakan salah satu penerapanan budaya positif. Agar Budaya Posif tersebut dapa dilaksanakan secara menyeluruh oleh semua teman sejawat maka perlu dilaksanakan sosialisasi Budaya Positif. 1.2. Deskripsi Aksi Nyata A. Tujuan 1. Menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa 2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjalankan apa yang telah mereka sepakati 3. Menumbuhkan sikap menghormati dan menghargai pendapat orang lain 4. membentuk prilaku kebiasaan kebiasaan positif yang diharapkan tumbuh menjadi budaya positif di kelas dan lingkungan sekolah. B. Tolok Ukur 1. Terbentuk kolaborasi antara guru dan siswa saat pembuatan point-point kesepakatan . 2. Peningkatan rasa tanggung jawab siswa dan diharapkan membentuk lingkungan budaya positif di dalam kelas C. Linimasa 1. Membuat rencana kegiatan ( 10 Desember 2021) 2. Mengajukan rencana kepada Kepala Sekolah (13 Desember 2021) 3. Memberikan pemahaman dan penguatan kepada siswa tentang kesepakatan (14 Desember 2021) 4. Membuat kesepakatan kelas dengan siswa (17 Desember 2021) 5. Menjalankan program (awal semester genap TP 2021/2022 bulan Februari 2022) 6. Evaluasi Program 7. Refleksi 8. Pelaporan Program 1.3. Hasil Aksi Nyata Aksi nyata akan diterapkan di awal semester genap tahun pembelajaraan 2021/2022 pada bulan Januari dan Februari 2022. Pada saat pelaksanaan kesepakatan kelas, siswa antusias dan memberikan ide ide yang berisi nilai nilai yang akan diyakini sebagai kesepakatan bersama. Aksi nyata pada modul 1.4, selain membuat kesepakata kelas saya juga melakukan kegiatan berbagi materi tentang perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivaasi selaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Kegiatan berbagi dilakukan bersama dengan lima orang rekan sejawat dan dilakukan secara luring pada tanggal 18 Janaari 2021. Berikut saya tuliskan alamat link beberapa video pelaksanaan Budaya Positif yang saya laksanakan di SMAn 1 Sembawa Vidio Aksi nyata Modul 1.4. Budaya Positif Kesepakatan Kelas dan Sosialisasi Budaya Positif Link 1 kesepakatan Kelas https://youtu.be/WI6NT-NKeSc Link 2. Perbaikan Minat belajar Siswa, Segitiga Restitusi dengan Menggunakan alat bantu Rodal https://docs.google.com/document/d/1NvB5wbDCt2RgooOhLfHAKi-gR9nKPi2N/edit?usp=sharing&ouid=110267454142248394306&rtpof=true&sd=true Link 3. Sosialisasi Budaya Positif https://www.youtube.com/watch?v=aQtbXyl880o CGP Ida Purnama menampilkan juga melampirkan beberapa dokumtasi Proses Pelaksanaan Budaya Positif sebagai berikut Gambar 1 Gambar 2 Mengajukan Rencana Sosialisasi Budaya Positif di Lingkungan Sekolah kepada Kepa
Gambar 2 Pelaksanaan Sosialisasi Budaya Positif
Gambar 3 Sosialisasi Budaya Positif 18 Januari 2021
Demikianlah laporan kegiatan aksi nyata yang sudah saya laksanak. Maaf bila masih banyak kekurangan.Semoga membawa manfaat...Aaamin yra. Wassalaaam ww

Jumat, 29 Mei 2015

HARAPAN.....

Begitu banyah harapan yang ingin dicapai , melewati hari demi hari, berlari mengejar matahari, dapatkah aku bermanfaat untuk orang-orang yang kusayangi dan masa depan generasi menjadi lebih baik. Bila tuhan memberikan aku kesempatan lebih banyak, tolong berikan pula hamba kesehatan Ya Allah agar harapan demi harapan dapat diraih maksimum dan terwujud. Namun segala sesuatu terjadi atas kehendakMu, bila harapan menjadi pupus...Tetapkan Hamba berada di JalanMu, aamiin....Harapan membuat kuat untuk berjuang tapi terlalu berharap tanpa keihlasan bila gagal, maka kekecewan yang akan hadir bertubi-tubi dan menyakiti. Be me Strong God, whatever I feel .........Care to another, maybe make us feel better...For everyone that I love.....be stronger than before wiht hope tomorrow will better than today.....Much Love

Sabtu, 07 Maret 2015

Semoga Allah berikan kemudahan, kesabararan dan kesuksesan semua urusan dunia dan akhirat, aamiin.....yra